Sementara itu, Juventus datang ke Madrid dengan tekanan yang cukup berat. Klub asal Turin itu baru mengoleksi dua poin dari dua pertandingan pembuka. Pada matchday pertama, mereka hanya mampu bermain imbang 4-4 melawan Borussia Dortmund setelah kebobolan dua gol di akhir laga, lalu membalas dengan dua gol dramatis di masa tambahan waktu.
Kisah serupa terulang di matchday kedua. Saat melawan Villarreal di El Madrigal, Juventus unggul hingga menit-menit akhir, sebelum mantan pemain pinjaman mereka, Renato Veiga, mencetak gol penyeimbang di detik terakhir. Laga itu berakhir 2-2, menambah panjang catatan imbang mereka menjadi lima pertandingan beruntun — rekor terpanjang dalam hampir dua dekade.
Masalah utama Juventus adalah konsistensi, terutama dalam laga tandang. Mereka hanya menang sekali dari 11 pertandingan terakhir di ajang Eropa. Kekalahan 0-2 dari Como di Serie A akhir pekan lalu semakin menambah beban mental tim yang kini berada di posisi kelima klasemen.
Tudor harus segera menemukan solusi agar Juventus tidak kembali gagal di level tertinggi. Dengan performa yang belum stabil dan efektivitas serangan yang masih lemah, tantangan di Bernabeu jelas bukan hal mudah. Namun, inilah momen bagi Si Nyonya Tua untuk menunjukkan bahwa mereka masih memiliki daya saing di panggung Eropa.