Sejumlah mahasiswa dari Universitas Padjadjaran (Unpad) menggelar aksi damai di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (5/9). Polisi menyebut aksi tersebut berjalan kondusif.
"Kami sampaikan bahwa situasi di sekitar Gedung DPR itu aman terkendali. Masyarakat tidak perlu khawatir, kami ada, kami hadir di sini untuk memberikan rasa aman, untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam, kepada wartawan di depan gedung parlemen.
Ade menambahkan, untuk mengawal aksi ini, ada 1.371 personel kepolisian yang dikerahkan. Dia berharap, situasi kondusif ini bisa terus terjaga.
Apalagi, menurut Ade, hari ini juga bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi. Sehingga, momentum itu bisa membuat suasana menjadi lebih sejuk.
"Kami berharap situasi tetap kondusif, kami siap, kami hadir di lapangan, mohon dengan hormat kepada semua pihak untuk mengikuti arahan dan petunjuk petugas kami di lapangan," ungkap Ade.
"Dan pada kesempatan yang baik ini, di hari yang sangat mulia ini, kami menghaturkan selamat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Semoga dengan semangat Maulid Nabi kita terus bersama-sama berkomitmen untuk bekerja sama menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif," tuturnya.
Sementara itu, Ketua BEM Unpad Vincent Thomas mengatakan, pihaknya menggelar aksi ini untuk menagih realisasi tuntutan '17+8' yang sudah disampaikan sebelumnya.
"Hari ini teman-teman massa aksi itu berkumpul dalam satu aliansi kolektif 17+8, yang akhirnya punya semangat yang sama untuk benar-benar menjadikan tanggal 5 ini sebagai satu deadline, atau sebagai satu tenggat waktu untuk kemudian menagih bagaimana 17 tuntutan ini terpenuhi pada hari ini apa enggak," ungkap Vincent.
Dalam melakukan aksi kali ini, Vincent menjelaskan, pihaknya juga menggunakan berbagai macam atribut yang berwarna cerah. Ini sebagai salah satu upaya untuk menyuarakan aspirasi lewat media yang berbeda.
"Makanya demi keselamatan, kami memulainya dari pendekatan yang paling sederhana dan paling kreatif, seperti itu," jelas dia.
Vincent menjelaskan, pihaknya juga akan segera membubarkan diri dari depan Gedung DPR RI setelah rampung menyampaikan aspirasinya.
"Ya, sebetulnya dengan kami yang sudah menyatakan satu seruan aksi, dan kemudian akan tarik mundur di pukul 16.30, ketika kami cabut dari sini, kami akhirnya sudah menganggap bahwa akhirnya DPR RI, pemerintah Indonesia hari ini, itu nggak punya itikad baik untuk memenuhi 17+8 tutuan tersebut," ucap Vincent.
#JagaIndonesiaLewatFakta kumparan mengajak masyarakat lebih kritis, berperan aktif, bijak, dan berpegang pada fakta dalam menghadapi isu bangsa, dari politik, ekonomi, hingga budaya. Dengan fakta, kita jaga Indonesia bersama.