Sejumlah informasi terkait TNI saat kerusuhan terjadi di Indonesia pada akhir Agustus lalu banyak bermunculan di media sosial. Mulai dari kabar intel TNI diamankan Polri hingga anggota TNI dituding provokator.
Kapuspen TNI, Brigjen Freddy Ardianzah, buka suara atas informasi-informasi tersebut. Ia memastikan, semua narasi yang beredar di media sosial salah.
Dalam konferensi pers yang diadakan di Mabes TNI, Jakarta Timur pada Jumat (5/9), Freddy menjelaskan setidaknya ada 5 berita viral yang menyangkut TNI, yaitu:
1. Anggota BAIS Diamankan di Jakarta
Seorang intel TNI disebut-sebut diamankan oleh Brimob karena menjadi provokator di Pejompongan, Jakarta, pada Sabtu (30/8) saat kericuhan terjadi. Fotonya bersama personel Brimob viral. Ada kartu anggotanya di dalam foto tersebut.
Freddy menegaskan bahwa narasi yang muncul dari foto itu merupakan hoaks. Ia menjelaskan, saat itu benar anggota BAIS (Badan Intelijen Strategis) berinisial Mayor SS dihampiri Brimob.
Personel Brimob awalnya tak mengenali Mayor SS, menuduhnya sebagai peserta demo. Mayor SS yang tengah terpisah dengan rekannya pun menjelaskan bahwa ia merupakan anggota BAIS yang tengah bertugas lalu memperlihatkan kartu anggotanya.
Usai kartu anggota diperlihatkan, personel Brimob pun melepaskannya lalu pergi meninggalkan Mayor SS.
“Itu tadi yang saya sampaikan, bukan hanya framing negatif ya. Tapi itu framing yang sarat dengan kebencian karena langsung judulnya BAIS Provokator, BAIS ditangkap Polri,” ucap Freddy.
“Seperti yang disampaikan Wakil Panglima TNI, seyogyanya ini tidak perlu disampaikan ke media, karena apa? Karena pertama, Mayor SS adalah anggota intelijen, sifat-sifat tugasnya adalah rahasia. Sehingga apabila terjadi sesuatu di mana case di suatu kerusuhan atau suatu konflik ya setidaknya harus diamankan,” tambah dia.
2. Anggota TNI Diamankan Brimob Polda Sumsel
Informasi kedua yang diluruskan oleh Freddy adalah kabar seorang anggota TNI, Pratu Handika Novaldo diamankan oleh Brimob Polda Sumatera Selatan di DPRD Sumsel pada Minggu (31/8) lalu. Di dalam video yang beredar, tampak Handika tengah dipiting oleh anggota Brimob. Ada kartu anggota Handika yang dipegang oleh anggota Brimob itu di dalam video.
Freddy pun menegaskan bahwa kejadian di dalam video itu merupakan kesalahpahaman.
“Dari video tersebut telah dilaksanakan klarifikasi oleh Dansat Brimob Polda Sumsel, memohon maaf atas penindakan yang berlebihan dan kesalahpahaman yang terjadi Pada anggota TNI AD Pratu Handika Novaldo saat aksi berujung rusuh di kantor DPRD Sumsel,” ucap Freddy.
“Kemudian kejadian itu sudah ditegaskan oleh Kapendam bahwa prajurit tersebut sama sekali tidak terlibat aksi unjuk rasa maupun oknum provokasi, melainkan sedang mencari makan dan mengisi BBM motor saat peristiwa terjadi di SPBU. Jadi itu kronologis singkatnya,” tambah Freddy.
3. Pria Ngaku Provokator dari TNI