Parlemen Thailand telah memilih sosok perdana menteri baru menggantikan Paetongtarn Shinawatra yang dicopot dari jabatannya. Sosok itu adalah Anutin Charnvirakul.
Dikutip dari Reuters, Jumat (5/9), Anutin yang mendapat dukungan kuat dari oposisi dengan mudah meraih suara melewati ambang batas, yaitu lebih dari separuh suara majelis rendah yang dibutuhkan untuk menjadi perdana menteri.
Anutin telah menjadi andalan politik Thailand selama tahun-tahun penuh gejolak. Dia menempatkan partainya, Partai Bhumjaithai, secara strategis di antara para elite yang bertikai dalam perebutan kekuasaan yang sulit diatasi dan memastikan posisinya dalam koalisi pemerintah.
Anutin merupakan veteran politik. Dia merupakan mantan wakil perdana menteri, menteri dalam negeri, dan menteri kesehatan yang memimpin penanggulangan pandemi COVID-19 di Thailand.
Sebagai seorang royalis yang gigih, Autin dianggap sosok konservatif. Meski demikian, dia dikenal karena sukses mengkampanyekan dekriminalisasi ganja di Thailand, yang membuat pengecer ganjar melonjak hingga ribuan.
Meski demikian, sejumlah tantangan akan dihadapi Autin. Pemerintahannya harus berhadapan dengan ekonomi yang tengah melemah, pinjaman yang ketat, hingga melonjaknya utang rumah tangga.
Dengan kemenangan Autin, maka dinasti politik yang selama 2 dekade dipimpin oleh keluarga Thaksin Shinawatra dan partainya Pheu Thai pun runtuh.
Salah satu pemicu goyangnya dinasti Shinawatra adalah saat Paetongtarn dinilai tidak mengatasi konflik perbatasan Thailand-Kamboja dengan baik. Skandal percakapan telepon Paetongtarn dengan Presiden Senat Kamboja Hun Sen langsung memicu reaksi keras, hingga Partai Bhumjaithai yang dipimpin Autin memutuskan untuk mundur dari koalisi.
Paetongtarn pun akhirnya dicopot dari posisinya sebagai perdana menteri. Upaya Partai Pheu Thai untuk membubarkan kabinet pun tidak disetujui Kerajaan Thailand.
Sementara ayah Paetongtarn, Thaksin, memilih 'kabur' ke Dubai dengan alasan pemeriksaan medis dan untuk bertemu teman lama.
"Saya akan kembali ke Thailand pada 8 September untuk menghadiri sidang secara langsung pada 9 September," kata Thaksin.