GELOMBANG unjuk rasa di depan gedung DPR, Senayan, Jakarta, berlanjut pada Rabu siang, 3 September 2025. Setelah massa Aliansi Perempuan Indonesia membubarkan diri sekitar pukul 13.30 WIB, giliran mahasiswa dari Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI) mengambil alih panggung protes.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Rombongan yang tidak lebih dari 300 orang mahasiswa ini tiba pukul 13.54 WIB dengan konvoi angkutan kota biru muda. Sejumlah angkot bergerak beriringan mengikuti mobil komando yang memimpin arak-arakan menuju gerbang utama DPR.
Begitu turun, massa membentangkan spanduk bertuliskan “Geruduk Gedung DPR” dan menempelkan tuntutan mereka di pagar besi. Beberapa peserta aksi juga terlihat membawa poster bertuliskan “Runtuhkan Ketidakadilan,” aksi itu diwarnai dengan atribut merah putih ala GMNI.
Dari atas mobil komando, orator GMNI bergantian berteriak lewat pengeras suara, membakar semangat barisan dengan pekik “Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia.”
Di sisi lain gerbang, terlihat satu mobil komando milik Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Rombongan ini menunggu giliran untuk menggelar aksi setelah GMNI selesai berorasi.
Sejak pagi, lokasi yang sama menjadi arena protes Aliansi Perempuan Indonesia. Mereka menggelar aksi bertajuk “Perempuan Melawan Kekerasan Negara” sejak pukul 10.00 WIB hingga menjelang siang. Seruan mereka ditujukan kepada DPR dan Presiden Prabowo Subianto, mendesak penghentian segala bentuk kekerasan negara terhadap masyarakat.
Aksi yang berlangsung hingga pukul 12.30 WIB ini, memperlihatkan sejumlah poster perlawanan dan sahutan perlawanan terhadap tindakan sewenang-wenang aparat. Pada pagar dan halaman depan gerbang DPR juga terpampang sejumlah korban demo, salah satunya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang ditabrak oleh kendaraan aparat.