
PT Perusahaan Gas Negara (PGN) mengungkapkan kebocoran pipa yang menyebabkan semburan air disertai gelembung di Kali Gununganyar, Kecamatan Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, sejak Kamis (16/10) hingga Jumat (17/10).
General Manager Sales and Operation Region III PGN, Hedi Hedianto, mengatakan pipa PGN yang bocor itu berada di kedalaman 3 meter dasar sungai.
"3 meter dari dasar sungai. Jadi, sebenarnya bawah banget," ujar Hedi kepada wartawan, Sabtu (18/10).
Ia menyampaikan, sejak awal kemunculan semburan air itu pihaknya melakukan upaya penutupan pipa yang bocor tersebut. Sejauh ini, semburan air sudah tidak muncul lagi di sungai tersebut.

"Pipanya kemudian kami tutup. Kami pastikan bahwa aliran gas yang melintang ke sana itu sudah tertutup. Jadi sudah tidak ada aliran lagi," ucapnya.
Hedi mengungkapkan, akibat kebocoran ini, 475 dari 10 ribu pelanggan terdampak. Dampak yang dirasakan yakni tekanan gas menjadi menurun.
"Namun, setelah ini kami akan memastikan penyeluruhan gas kepada pelanggan bisa ke masyarakat, bisa dilaksana dengan baik, dengan aman. Itu yang kami pastikan," ungkapnya.
Pihaknya kini masih melakukan investigasi untuk mencari penyebab kebocoran tersebut.
"Nah, kami akan investigasi lebih lanjut terkait dengan hal ini. Tadi juga sudah koordinasi dengan Pak Wali dan ada arahan Pak Wali, kami akan mapping," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala BPBD Surabaya, Irvan Widyanto, mengatakan semburan itu awalnya muncul sekitar pukul 13.40 WIB. Kemudian, salah satu warga yang mengetahui kejadian itu langsung melapor ke petugas.
Setelah petugas BPBD Surabaya mendatangi lokasi, kemudian memanggil pihak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN).

"Karena di wilayah Rungkut ini termasuk juga wilayah yang dilalui oleh saluran PGN atau perusahaan gas negara," kata Irvan saat ditemui di lokasi, Jumat (17/10).
Kemudian, sekitar pukul 15.00 WIB, pihak PDAM melakukan pengecekan dan memastikan bahwa tidak ada saluran milik perusahaan air minum itu yang melintas di semburan air tersebut.
"Kemudian teman-teman PGN melakukan observasi kemudian termasuk melakukan pengecekan terhadap gas yang ada dan kemudian mereka melakukan pemetaan terhadap saluran-saluran gas yang ada," ucapnya.
"Nah, setelah dipetakan termasuk juga melihat ada aliran listrik atau tidak di sekitar semburan. itu ternyata tidak ada," lanjutnya.
Lalu, PGN bersama petugas BPBD melakukan penggalian di saluran-saluran sekitar semburan hingga pukul 19.00 WIB.
"Dilanjutkan lagi sekitar pukul 21.00 WIB untuk menggali saluran-saluran PGN yang ada ini. Ketika sudah digali kemudian mereka mematikan, jadi jalur-jalur ini dimatikan apakah semburan itu berhenti atau tidak," jelasnya.

Irvan mengatakan, semburan itu sempat berhenti namun muncul lagi hingga sekarang.
"Sekitar pukul 23.00 WIB Bapak Walikota langsung datang ke sini, langsung meninjau semburan tersebut. Dan malam itu juga beliau memerintahkan agar saya berkoordinasi dengan teman-teman ITS," katanya.
Keesokan harinya, Jumat (17/10) sekitar pukul 16.15 WIB, semburan air itu berhenti. PGN melakukan beberapa upaya, termasuk penggalian pipa-pipa di sekitar lokasi.
Setelah dilakukan penutupan saluran pipa dan tidak ada lagi semburan, maka diduga sumbernya berasal dari pipa milik PGN.