
Di tengah maraknya pinjaman online dan judi daring yang menjerat ribuan keluarga Indonesia, Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Jawa Timur menggaungkan gerakan baru, membangun kemandirian ekonomi umat melalui koperasi dan usaha produktif berbasis jamaah.
Gerakan ini ditegaskan dalam Seminar Nasional dan Rakorwil LPNU Jatim bertema “Menggerakkan Roda Ekonomi Umat: Dari Jam’iyyah untuk Jamaah” yang digelar di Kantor PWNU Jatim, Surabaya, Sabtu (18/10).
Kegiatan bertajuk “Menggerakkan Roda Ekonomi Umat: Dari Jam’iyyah untuk Jamaah” itu menghadirkan tiga pejabat nasional yakni, Wakil Menteri Koperasi Farida Farichah, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, dan Staf Ahli Menteri UMKM Reghi Perdana, serta dibuka oleh Ketua LP PBNU Tyovan Ari Widagdo.
Diskusi berlangsung dinamis, dipandu oleh Dr. Ir. Machsus, ST., MT., Wakil Ketua PW LPNU Jatim yang juga Wakil Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Dalam paparannya, Wamenkop Farida Farichah menegaskan bahwa koperasi harus menjadi poros utama kemandirian ekonomi rakyat. Menurutnya, gerakan LPNU sejalan dengan agenda nasional penguatan Koperasi Merah Putih di desa-desa. “Koperasi menempatkan rakyat sebagai pelaku utama dan penerima manfaat. Semua bertumpu pada usaha bersama, koperasi, UMKM, dan ekonomi lokal,” ujarnya.
Farida menambahkan, koperasi mesti menjadi benteng ekonomi rakyat terhadap dominasi modal besar serta instrumen pemerataan kesejahteraan. Ia mengajak warga NU terlibat aktif dalam koperasi, baik sebagai pengurus maupun anggota.
“Nahdlatul Ulama punya struktur hingga tingkat ranting. Itu kekuatan nyata untuk membangun koperasi yang kuat dan mandiri,” tegasnya.
Pandangan itu diperkuat oleh Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, yang menilai pesantren dan komunitas petani Nahdliyyin dapat menjadi poros baru ketahanan pangan nasional. Ia menekankan bahwa peran tersebut penting karena sebagian besar warga Nahdliyyin adalah petani yang hidup di wilayah pedesaan dan menopang produksi pangan nasional.
“Kami hadir untuk merespons berbagai persoalan pertanian yang dihadapi masyarakat, khususnya warga Nahdliyyin. LPNU harus mampu menjadi wadah dan motor penggerak bagi petani agar tidak berjalan sendiri menghadapi tantangan produksi dan pemasaran,” ujarnya.
Sudaryono menambahkan, langkah LPNU dalam memperkuat sektor pertanian sejalan dengan arah kebijakan Presiden Prabowo yang menempatkan ketahanan pangan sebagai prioritas utama pembangunan nasional.
“Jawa Timur adalah lumbung pangan terbesar di Indonesia. Dari peternakan hingga pertanian, provinsi ini menjadi penopang utama ekonomi nasional,” tegasnya.
Sementara itu, Reghi Perdana, Staf Ahli Menteri UMKM, menilai LPNU memiliki modal sosial besar yang dapat disinergikan dengan kebijakan nasional UMKM.
“Jika gerakan keumatan LPNU berpadu dengan kebijakan pemerintah, potensi ekonomi warga Nahdliyyin akan menjadi kekuatan ekonomi rakyat yang nyata,” tuturnya.
Mewakili PWNU Jawa TImur, KH. Noor Shodiq Askandar, Wakil Ketua PWNU Jatim sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Manbaul Ulum Malang, menegaskan pentingnya kolaboraksi-kolaborasi yang berbuah aksi nyata. “Silaturahim itu menambah rezeki dan umur. Momentum Rakorwil ini harus menjadi ruang kerja bersama yang menghasilkan manfaat bagi umat,” ucapnya.
Pesan tersebut dipertegas oleh Tuan Rumah, Ketua PW LPNU Jawa Timur, Wahyu Agung Priambodo, yang menilai Rakorwil kali ini bukan sekadar forum koordinasi, melainkan langkah strategis untuk memperkuat gerakan ekonomi umat dan membangun sinergi nyata antara jam’iyyah (organisasi) dan jamaah (masyarakat).
“LPNU hadir untuk mengurai akar persoalan ekonomi umat secara konkret. Melalui penguatan koperasi dan usaha produktif, kita dorong masyarakat agar tidak lagi terjerat dalam jurang kemiskinan, serta praktik ekonomi yang merugikan seperti judi online dan pinjaman ilegal,” ujarnya.
Wahyu menegaskan, kemandirian ekonomi umat harus dibangun di atas nilai kebersamaan dan gotong royong yang menjadi ruh Nahdlatul Ulama. Karena itu, setiap struktur LPNU di tingkat cabang hingga ranting diharapkan mampu menjadi motor penggerak usaha kolektif dan pusat edukasi ekonomi yang membebaskan umat dari ketergantungan pada sistem yang tidak adil.
Rakorwil LPNU Jawa Timur meneguhkan komitmen bersama untuk memperkuat tiga pilar penggerak ekonomi umat: koperasi, UMKM, dan sektor pertanian. LPNU Jatim bertekad menjadi ruang kolaborasi nyata antara pemerintah, dunia usaha, dan organisasi masyarakat, guna mewujudkan ekonomi yang berkeadilan, mandiri, dan berkelanjutan, sebuah gerakan yang berangkat dari jam’iyyah dan berbuah manfaat bagi jamaah di seluruh pelosok negeri.(P-1)