
FOSIL berusia lebih dari 120 juta tahun ini, menunjukkan keberadaan Hyphalosaurus berkepala dua, reptil air kecil berleher yang hidup pada periode Kapur Awal. Spesimen ini ditemukan di Formasi Yixian, timur laut Tiongkok, dan merupakan contoh langka dari organisme purba dengan dua kepala.
Kelainan pada fosil ini disebut bifurkasi aksial, yaitu saat embrio mulai membelah menjadi dua tetapi gagal menyelesaikannya, sehingga terbentuk satu tubuh dengan dua kepala. Kondisi seperti ini memang kadang terjadi pada reptil modern, seperti ular, kadal, atau kura-kura, tetapi jarang sekali terekam dalam fosil.
Fosil ini adalah contoh tertua, yang diketahui dari kelainan tersebut dalam catatan vertebrata. Penemuan yang dipublikasikan pada 2007 oleh Buffetaut dan rekan-rekannya di Biology Letters, memberikan wawasan penting tentang kelainan bawaan pada hewan purba. Sekaligus memperlihatkan tantangan biologis dan perkembangan unik dalam evolusi reptil kuno.
Penjelasan mengenai bifurkasi aksial pada hyphalosaurus berkepala dua
Bifurkasi aksial adalah kelainan perkembangan yang sangat langka, terjadi pada tahap awal pertumbuhan embrio. Pada kondisi ini, kolom vertebra membelah secara longitudinal, menghasilkan dua leher paralel dan dua tengkorak yang berbeda. Pembelahan kembar yang tidak sempurna ini mengakibatkan munculnya kepala siam, sebuah fenomena langka pada reptil maupun vertebrata lainnya.
Sebagaimana dijelaskan para peneliti pada tahun 2006, “Dimulai dari tingkat korset dada, tulang belakang terbagi menjadi dua rangkaian serviks, membentuk dua leher panjang yang berakhir di dua tengkorak.” Kondisi ini dikenal sebagai bifurkasi aksial, sebuah kelainan perkembangan yang langka di mana embrio mulai membelah menjadi dua, tetapi gagal menyelesaikan prosesnya, sehingga terbentuk satu organisme dengan dua kepala.
Pada spesies modern seperti ular dan kura-kura, terkadang muncul bifurkasi aksial. Tetapi biasanya, mengakibatkan individu yang tidak bertahan hidup atau berumur pendek karena kesulitan bergerak, makan, atau fungsi organ yang terganggu.
Fosil Hyphalosaurus berkepala dua dari Formasi Yixian, merupakan bukti paling awal dari fenomena ini dalam catatan fosil. Dengan panjang hanya sekitar 70 milimeter, spesimen ini diperkirakan merupakan embrio tahap akhir atau bayi baru lahir, yang tidak bertahan lama setelah menetas. Meskipun umurnya singkat, pengawetan fosil yang luar biasa memberikan para ilmuwan wawasan unik, tentang malformasi bawaan pada reptil purba.
Penemuan fosil Hyphalosaurus menekankan, betapa langkanya kondisi bifurkasi aksial dan nilai penting spesimen yang terawetkan dengan baik, untuk mempelajari kehidupan prasejarah. Fosil ini menyajikan wawasan penting bagi para ilmuwan mengenai biologi, perkembangan, mutasi genetik, serta dampak faktor-faktor tersebut terhadap perilaku dan usia spesies purba.
Mempelajari fosil seperti ini membantu para ilmuwan memahami keanekaragaman dan kompleksitas kehidupan jutaan tahun lalu. Temuan semacam ini menekankan pentingnya paleontologi yang berkelanjutan untuk mengungkap misteri alam purba. (Times of India/Science Alert/Z-2)