
Penantian implementasi subsidi motor listrik masih berlanjut. Namun, pabrikan masih menaruh harapan pemberian insentif dari pemerintah, termasuk jenama asal Kudus, Jawa Tengah, yakni Polytron.
Pada sela-sela pameran BCA Expo 2025 akhir pekan lalu, Marketing Director Polytron, Tekno Wibowo menyampaikan sikap mendukung apapun kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terkait subsidi motor listrik.
”Menurut kami kalau ada, ya baik. Tapi kalau nggak ada ya kami tetap harus jualan lagi. Kami berharaplah, cuma kami realistis. Kami tetap berharap pemerintah mendukung program ini,” kata Tekno di ICE BSD City, Tangerang.
Polytron menyiapkan solusi mandiri guna menjaga performa penjualan sekaligus menarik minat konsumen, yaitu dengan memberikan subsidi mandiri dari Polytron sebesar Rp 7 juta terhadap seluruh lini produk roda duanya.
“Apa masih perlu ditunggu (subsidi motor listrik dari pemerintah)? Kan sudah dapat (subsidi) Rp 7 juta dari Polytron,” pungkasnya singkat.

Strategi pemasaran yang dilakukan Polytron berlaku untuk seluruh model yang dipasarkan. Mulai dari tipe anyar Fox 200 yang mendapat diskon Rp 7 juta, mengoreksi harganya dari Rp 18,5 juta menjadi Rp 11,5 juta on the road (OTR) Jabodetabek, Serang, dan lebak untuk pembelian skema sewa baterai.
Kemudian, varian flagship Fox 500 diberikan potongan harga Rp 5 juta yang membuat harganya menjadi Rp 38,1 juta dari semula Rp 43,1 juta OTR Jabodetabek, Serang, dan Lebak.
Sama seperti Fox 200, Polytron Fox R juga dikorting Rp 7 juta menjadikannya dibanderol Rp 13,6 juta dari sebelumnya Rp 20,6 juta OTR Jabodetabek, Serang, dan lebak.

Lebih lanjut, Head of Product Polytron EV Two Wheel, Ilman Fachrian Fadly sebelumnya mengatakan bahwa subsidi mandiri yang diberikan Polytron lebih menguntungkan konsumen.
”Kami sudah ganti dengan subsidi dari Polytron (sebagai bentuk strategi penjualan). Jadi seharusnya secara angka juga sama, justru keuntungannya bisa lebih untuk beberapa orang. Dulu kan subsidi dibatasi, kalau tidak salah satu KTP satu transaksi,” jelas Ilman di Jakarta pekan lalu.
Saat ini, Polytron mengeklaim sebagai pemimpin pasar motor listrik nasional dengan capaian penjualan di atas 30 ribu unit. Torehan tersebut hasil akumulasi dari tahun 2021 dan mencakup semua lini produknya.
Rencana terbit Agustus 2025

Sebelumnya, Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza menyebut bahwa subsidi motor listrik diharapkan bisa terbit di bulan Agustus 2025. Namun, hingga memasuki akhir bulan Agustus ini, kebijakan insentif motor listrik tak kunjung datang.
”Insentif (motor listrik) kemungkinan Agustus, yang motor ini masih menunggu satu rakor (rapat koordinasi) lagi di Kemenko Ekonomi,” tutur Faisol di Kompleks Parlemen Senayan, awal Juni lalu.
Kilas balik, pemberian potongan Rp 7 juta awalnya diberikan dengan kuota 200 ribu unit pada 2023. Hanya saja yang terserap baru 5,7 persen. Diduga karena persyaratan yang ketat dan dikhususkan pada penerima manfaat tertentu yang mengakibatkan penjualan lemah.
Namun jelang akhir periode, pemerintah memperluas kriteria dan berlaku untuk umum dengan syarat satu unit untuk satu KTP yang berlanjut pada 2024. Namun lantaran penyerapan di 2023 kecil, pemerintah menyusutkan kuota yang awalnya 600 ribu unit menjadi 50 ribu unit, dengan tambahan 10.700 unit di akhir periode.
Lebih lanjut bila ditotal dengan pembelian di luar subsidi, agaknya angkanya masih jauh dari target pemerintah. Pada Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 6 Tahun 2022, target kuantitatif pengembangan industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) untuk roda dua dan tiga mencapai 6 juta unit pada 2025.