Jakarta (ANTARA) - Memiliki buah hati menjadi impian banyak pasangan suami istri sebagai pelengkap kebahagiaan keluarga. Namun, kenyataannya tidak semua pasangan mudah dikaruniai anak meskipun telah lama menikah.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masalah kesuburan pada suami atau istri, tingkat stres yang tinggi, pola hidup tidak sehat, berat badan tidak ideal, hingga faktor usia yang mempengaruhi produktivitas reproduksi.
Bagi pasangan yang menghadapi kondisi tersebut, ada berbagai pilihan perawatan kesuburan yang dapat membantu meningkatkan peluang kehamilan.
Berikut beberapa jenis perawatan kesuburan yang bisa menjadi pertimbangan, mulai dari menggunakan teknologi medis hingga terapi alami.
Perawatan kesuburan dengan teknologi medis
1. Artificial Insemination (AI) dan Intrauterine Insemination (IUI)
Kedua metode ini dilakukan dengan cara menempatkan sperma langsung ke dalam rahim wanita saat masa ovulasi.
Prosedur ini umumnya direkomendasikan untuk pria dengan jumlah sperma rendah, wanita dengan masalah lendir serviks, endometriosis ringan, dan kasus infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya.
Proses IUI dapat meningkatkan peluang pertemuan antara sel sperma dan sel telur, sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya kehamilan.
Tingkat keberhasilan metode ini pun umumnya lebih tinggi pada wanita berusia muda, memiliki kondisi kesuburan yang ringan, dan sperma terpilih yang mempunyai pergerakan cepat.
2. In Vitro Fertilization (IVF)
IVF atau bayi tabung merupakan metode yang melibatkan proses pembuahan di laboratorium.
Sel telur diambil dari ovarium setelah dirangsang dengan obat kesuburan, lalu dibuahi oleh sperma di laboratorium dengan nutrisi khusus hingga terbentuk embrio. Kemudian, embrio tersebut ditanamkan kembali ke rahim.
IVF biasanya direkomendasikan untuk pasangan dengan kondisi tuba falopi tersumbat, gangguan ovulasi, endometriosis, PCOS, atau kegagalan pada perawatan IUI sebelumnya.
Hampir sama seperti IUI, tingkat keberhasilan tergantung pada usia, kualitas sel telur, dan jumlah embrio yang ditransfer.
3. Gamete Intrafallopian Transfer (GIFT)
Pada metode ini, sel telur dan sperma (gamet) disatukan terlebih dahulu di laboratorium, kemudian dimasukkan ke dalam tuba falopi. Prosedur pembuahan ini dapat memungkinkan terjadi secara alami di dalam tubuh.
4. Zygote Intrafallopian Transfer (ZIFT)
Berbeda dengan GIFT, pada perawatan ZIFT pembuahan dilakukan di laboratorium hingga terbentuk zigot, kemudian zigot tersebut dipindahkan ke dalam tuba falopi melalui operasi laparoskopi.
5. Natural Cycle IVF
Prosedur ini mirip dengan IVF, namun dilakukan tanpa stimulasi hormon. Biasanya dokter akan memantau siklus alami ovulasi dan mengambil sel telur yang matang untuk dibuahi sperma di laboratorium.
Kemudian, setelah mengalami pembuahan, sel telur baru akan dipindahkan ke rahim.
Karena tanpa penggunaan obat hormon, jumlah sel telur akan lebih sedikit sehingga peluang keberhasilan pun lebih kecil.
6. Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI)
Metode ini merupakan bentuk khusus dari IVF, di mana satu sel sperma disuntikkan langsung ke dalam sel telur. Setelah terjadi pembuahan, embrio akan dipindahkan ke rahim.
Cara ini efektif bagi pria dengan jumlah sperma rendah, sperma tidak normal, atau motilitas buruk. Lalu, juga bisa dilakukan jika sebelumnya telah gagal melakukan perawatan IVF dan adanya masalah dalam proses penetrasi sperma ke sel telur
7. Donor sel telur atau sperma
Jika semua metode sebelumnya tidak berhasil, pasangan dapat menggunakan donor sel telur atau sperma dari pihak lain. Prosesnya bisa dilakukan melalui IUI atau IVF.
Perawatan ini bisa dilakukan untuk pria yang mempunyai infertilitas parah ataupun wanita dengan sel telur kurang baik, seperti karena faktor usia, kegagalan ovarium, ataupun kondisi genetik.
Meskipun dianggap efektif, metode ini sering menimbulkan tantangan emosional karena faktor genetik anak yang berbeda dengan orang tua biologisnya.
Oleh sebab itu, bagi pasangan yang ingin melakukan perawatan ini, alangkah lebih baik untuk menjalani konseling psikologis dahulu.
8. Pembekuan sel telur
Perawatan ini dilakukan dengan menyimpan sel telur dari wanita untuk digunakan di masa depan.
Sekitar 10-20 sel telur akan diambil, kemudian dibekukan, dan disimpan di laboratorium. Ketika siap hamil, sel telur akan dicairkan, dibuahi, dan ditanamkan ke rahim.
Metode ini banyak dipilih wanita yang tengah menjalani pengobatan kanker, endometriosis, kista ovarium, menopause dini, atau sedang menunda kehamilan.
9. Operasi reproduksi
Beberapa prosedur pembedahan juga dapat membantu mengatasi masalah kesuburan, seperti:
- Laparoskopi: untuk mengatasi endometriosis, penyumbatan tuba falopi, atau kista ovarium.
- Histeroskopi: untuk mengangkat polip rahim, fibroid, atau jaringan yang mengganggu kesuburan.
- Operasi tuba: untuk memperbaiki kerusakan atau penyumbatan tuba falopi.
Perawatan kesuburan melalui terapi dan gaya hidup
1. Pemberian obat kesuburan
Langkah awal yang umumnya dilakukan dokter untuk pasangan adalah memberikan obat untuk merangsang produksi sperma atau pematangan sel telur.
Penggunaan obat tersebut dilakukan di bawah pengawasan dokter, agar sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasien.
2. Akupunktur
Terapi tusuk jarum ke titik tubuh tertentu dipercaya dapat membantu melancarkan aliran darah ke organ reproduksi dan menstabilkan hormon.
Pada wanita, akupunktur dapat membantu menormalkan siklus menstruasi dan memperbesar peluang kehamilan alami.
3. Pengobatan herbal
Bahan alami seperti akar maca dan ginseng diketahui dapat meningkatkan kualitas sperma, memperbaiki hormon reproduksi, dan mendukung ovulasi alami.
Namun, penggunaannya sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter agar aman dan sesuai kondisi tubuh.
4. Hipnoterapi
Stres berkepanjangan menjadi salah satu faktor penyebab sulit hamil. Melalui hipnoterapi, tubuh dan pikiran dapat dibantu untuk lebih rileks, sehingga hormon reproduksi bekerja lebih seimbang dan peluang kehamilan pun ikut meningkat.
5. Gaya hidup sehat
Perubahan gaya hidup juga berperan besar dalam meningkatkan kesuburan. Oleh sebab itu, pasangan disarankan untuk rutin berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi, menjaga berat badan ideal, cukup tidur, serta menghindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
Setiap pasangan memiliki kondisi tubuh dan penyebab infertilitas yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan atau fertilitas sebelum memilih jenis perawatan kesuburan.
Dengan perawatan yang tepat dan dukungan emosional yang baik, peluang untuk mewujudkan impian memiliki buah hati dapat meningkat.
Baca juga: Kesiapan mental yang kurang sebabkan ibu muda rentan "baby blues"
Baca juga: Alasan kehamilan di usia remaja tidak disarankan dokter
Baca juga: Edukasi bahaya seks bebas digencarkan cegah kehamilan sebelum 19 tahun
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.