
DESAKAN untuk integrasi koridor logistik kian menguat, seiring dengan kebutuhan akses yang lebih efisien dan terjangkau bagi pelaku logistik. Jalan Tol Cibitung–Cilincing (JTCC) turut menjadi sorotan sebagai jalur strategis yang menghubungkan secara langsung kawasan industri di timur Jakarta dengan Pelabuhan Tanjung Priok, sehingga diharapkan dapat memperlancar arus distribusi logistik.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menjelaskan pertumbuhan kendaraan bermotor menjadi salah satu faktor utama penyebab peningkatan volume traffic Jakarta. "Berdasarkan data jumlah kendaraan di Jakarta pada 2024, setiap hari terdapat penambahan sekitar 2.500 sampai dengan 3.000 unit kendaraan,” jelasnya dikutip dari siaran pers yang diterima, Jumat (5/9).
Disparitas tarif yang cukup besar antara JORR 1 dan JORR 2 juga turut mempengaruhi kemacetan di Jakarta. "Banyak pengendara memilih untuk tidak menggunakan JORR 2 yang lebih mahal, sehingga arus kendaraan menumpuk di JORR 1 dan jalur pendukung yang terhubung. Dampaknya, kemacetan pun dirasakan langsung oleh masyarakat maupun pelaku logistik di lokasi tersebut," tambahnya.
Mahendra Rianto, selaku Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), menyampaikan pandangannya mengenai pemanfaatan JTCC sebagai bagian dari JORR 2 oleh pelaku logistik.
"Tol ini berpotensi mengurangi kemacetan dan mempercepat waktu tempuh menuju Pelabuhan Tanjung Priok karena memang dikhususkan untuk jalur kendaraan logistik, tidak seperti jalan tol lain yang dilalui berbagai jenis kendaraan dengan ritme kecepatan berbeda," jelasnya.
Namun, sambung Mahendra, efektivitas dari keberadaan tol tersebut saat ini dirasa belum signifikan karena aspek tarif dan regulasi penggunaan. Pasalnya tarif tol Cibitung - Cilincing yang tinggi membuat perusahaan jasa logistik enggan menggunakannya dan lebih memilih jalur macet yang tidak berbayar atau pun tol yang lebih murah meski secara jarak lebih jauh.
"Hal ini tentu menjadi salah satu penyebab utama masih terpusatnya akses menuju Pelabuhan Tanjung Priok melalui Tol Jakarta-Cikampek (Japek) dan jalur arteri lainnya, alih-alih menggunakan Tol Cibitung Cilincing," bebernya.
OPTIMALISASI JTCC
Ia juga menilai optimalisasi JTCC bisa berkontribusi terhadap efisiensi operasional logistik nasional.
“Kemacetan di jalur logistik menyebabkan pemborosan bahan bakar dan kenaikan biaya logistik yang dibebankan pada masyarakat. Jika lalu lintas lancar, secara langsung menyumbang pada penurunan kepadatan lalu lintas dan efisiensi logistik nasional. Pada akhirnya, pemerintah dan masyarakat juga akan memperoleh manfaat dari efisiensi tersebut," sambungnya.
Pemerintah, tambah dia, harus memahami kondisi riil di lapangan. Jika volume kendaraan di sebuah ruas tol sedikit dan jalan arteri tetap padat, maka penyebab utamanya kemungkinan besar adalah tarif tol yang terlalu mahal.
"Kondisi ini menunjukkan bahwa infrastruktur baru belum optimal mendukung peralihan arus logistik. Oleh karena itu, diperlukan intervensi pemerintah untuk mendorong efisiensi distribusi barang, baik dari sisiwaktu tempuh maupun biaya operasional agar jalur logistik dapat berjalan lebih efektif,” tegas Mahendra.
POTENSI URAI KEMACETAN
Pada kesempatan terpisah, Kepala Induk Turangga 05 Korlantas Polri IndukPJR Cikampek, Kompol Sandy Titah Nugraha, turut menyatakan potensi JTCC dalam mengurai kemacetan.
"Integrasi koridor wilayah logistik antara Tol Cibitung - Cilincing dengan jaringan tol lainnya seperti Japek akan membantu pemerataan lalu lintas logistik. Tidak hanya memperlancar arus ke Pelabuhan Tanjung Priok, tetapi juga mengurai kepadatan di titik-titik krusial seperti Simpang Susun Cikunir yang selama ini menjadi titik temu kemacetan. Efisiensi ini akan sangat membantu bagi para pelaku logistik dan pengguna jalan secara umum," cetusnya.
Integrasi koridor wilayah logistik merupakan upaya menciptakan sistem jalur logistik yang terhubung secara strategis antar kawasan industri, pusat distribusi dan pelabuhan.
Selain meningkatkan kelancaran pengiriman barang, integrasi ini juga memungkinkan adanya penyesuaian dan penyelarasan tarif tol agar lebih terjangkau dan kompetitif. Menanggapi kebutuhan integrasi koridor wilayah logistik dari para pelakulogistik, Dody Hanggodo, Menteri Pekerjaan Umum (PU) juga telah menyampaikan rencana untuk melakukan pengecekanterhadap tarif JTCC yang dinilai terlalu mahal. (E-2)