Liputan6.com, Jakarta - Wanda Hamidah sebagai salah satu delegasi Indonesia untuk perjalanan Global Sumud Flotilla (GSF) bagikan insiden serangan drone yang menghantam kapal utama GSF. Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya @wandahamidahbsa pada Selasa (9/9/2025), Wanda menyatakan bahwa serangan terjadi sesaat setelah para delegasi menyelesaikan sesi pelatihan dan kembali ke hotel untuk beristirahat.
Informasi pertama mengenai serangan ini diterima dari dua orang relawan, Yasemin dan Yusuf, yang sedang bertugas menjaga kapal. “Setelah acara, kami semua kembali ke hotel, tetapi sesaat sebelum kami akan tertidur, kami mendengar kabar bahwa kapal Global Sumud Flotilla sedang diserang,” tulisnya pada caption.
Walaupun sudah diperingatkan tentang kemungkinan sabotase dan teror yang akan datang dari Israel, Wanda mengaku tetap kaget saat mengetahui insiden tersebut. “Kami masyarakat sipil tidak dilatih untuk melawan bom, senjata, drone. And yes this is non-violent movement,” lanjut Wanda melalui caption.
“Just want to tell you, kami delegasi Indonesia semua baik-baik saja. Dan peristiwa ini tidak akan mematahkan semangat kami untuk terus berlayar membuka blokade illegal Isriwil untuk mengantarkan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Gaza,” tegas Wanda.
Ratusan relawan termasuk tim Liputan6 SCTV sudah tiba di Tunisia dalam misi kemanusiaan menembus blokade Jalur Gaza. Tim akan melintasi laut dengan membawa suplai makanan dan obat-obatan.
GSF Ikut Bersuara
Kabar yang disampaikan Wanda Hamidah juga dibenarkan oleh Global Sumud Flotilla melalui Instagram @globalsumudflotilla. Mengutip dari Antaranews, Selasa (9/9/2025), salah satu kapal utama milik GSF "Family Boat" telah diserang oleh pesawat nirawak yang diduga milik Israel di perairan Tunisia.
Menurut pernyataan GSF, serangan tersebut menyebabkan kerusakan akibat kebakaran di dek utama dan ruang penyimpanan. Namun, dipastikan bahwa keenam penumpang serta awak kapal berbendera Portugal itu dalam kondisi selamat dan aman. Sebagai bukti kuat, GSF juga merilis cuplikan video pada Instagram resmi mereka yang menunjukkan momen saat proyektil terbakar menghantam bagian haluan kapal.
Menanggapi insiden tersebut, Pelapor Khusus PBB untuk Palestina, Francesca Albanese, menyatakan jika serangan drone Israel terbukti, maka hal itu dapat dianggap sebagai "tindakan agresi terhadap kedaulatan Tunisia".
Tunisia Bantah Kapal GSF Diserang
Mengacu pada laporan Antaranews, Selasa (9/9/2025), pemerintah Tunisia secara tegas membantah klaim dari pihak GSF bahwa kapal milik GSF yang berlayar menuju Gaza tersebut telah diserang oleh drone atau pesawat nirawak saat berlabuh di dekat pelabuhan Sidi Bou Said pada Selasa pagi.
Menurut pernyataan resmi Kementerian Dalam Negeri Tunisia, investigasi di lokasi kejadian menyimpulkan bahwa sumber api berasal dari beberapa jaket pelampung yang terbakar. Pihak berwenang memastikan api dapat segera dipadamkan tanpa menyebabkan cedera maupun kerusakan material yang signifikan pada kapal berbendera Portugis itu, selain beberapa jaket pelampung yang hangus terbakar.
Kritik untuk Pemerintah Dunia
Dalam unggahan Instagram yang sama, Wanda juga turut menyuarakan kritik tajam kepada para pemimpin dunia yang ia anggap tidak bertindak. Menurutnya, negara-negara di seluruh dunia memiliki kekuatan dan persenjataan untuk menghentikan genosida serta membuka koridor bantuan permanen ke Gaza.
“Sesungguhnya negara/pemerintah kami (seluruh negara di dunia) yang mempunyai senjata yang bisa mengantarkan bantuan kemanusiaan ini, membuka koridor secara permanen dan menghentikan genosida. But they do nothing. So we have to do something,” kata Wanda melalui caption.