Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Brasil menegaskan pentingnya inisiatif TFFF sebagai skema pembiayaan inovatif guna menjaga kelestarian hutan tropis yang berperan besar dalam stabilitas iklim global dan pelestarian keanekaragaman hayati.
Dalam siaran pers UNDP Indonesia di Jakarta, Senin, Direktur Kerja Sama Eksternal ASEAN Kemlu RI Ida Bagus Made Bimantara mengatakan bahwa “Tropical Forest Forever Facility” (TFFF) menghadirkan kerangka kerja pembiayaan inovatif untuk mengatasi kesenjangan pendanaan iklim.
“Dukungan terhadap inisiatif seperti ini sangat penting agar hutan tropis tetap lestari dan terus berkontribusi pada stabilitas iklim global serta pelestarian keanekaragaman hayati,” ujar Bimantara.
Direktur Kerja Sama Eksternal ASEAN Kemlu RI itu menyampaikan hal tersebut dalam lokakarya regional tentang TFFF bersama negara-negara anggota ASEAN dan para pemangku kepentingan di Jakarta pada Senin yang diadakan oleh pemerintah Brasil dan UNDP Indonesia.
Lokakarya tersebut merupakan tahapan penting untuk memperkuat kerja sama multilateral dan membangun momentum jelang peluncuran resmi TFFF pada Leaders’ Summit COP30 di Belem, Brasil, pada 6 November 2025.
Sementara itu, Duta Besar Brasil untuk ASEAN Henrique Ferraro menyampaikan bahwa inisiatif TFFF selaras dengan aspirasi ASEAN untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif menuju masa depan emisi karbon netral.
Ferraro mengatakan bahwa di sela-sela Sidang Umum PBB bulan lalu, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengumumkan bahwa Brasil akan berkontribusi sebesar 1 miliar dolar AS (sekitar Rp16,5 triliun) untuk TFFF.
“Hal ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah Brasil, baik sebagai penerima manfaat maupun negara donor yang berinvestasi dalam TFFF,” ujar Ferraro.
Selain itu, Perwakilan Tetap UNDP Indonesia Sara Ferrer Olivella menyampaikan bahwa TFFF merupakan contoh nyata bagaimana negara-negara di kawasan Global South merancang solusi yang dapat menjawab tantangan bersama mereka.
“Negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, memiliki peran penting dalam membentuk kerangka inovatif ini agar pendanaan iklim dan kehutanan dikelola secara transparan, menjangkau masyarakat lokal, serta mendorong pembangunan manusia dan pembangunan berkelanjutan,” ujar Olivella.
Dia pun menyatakan bahwa UNDP siap mendukung negara-negara dalam memperkuat sistem tata kelola dan kapasitas kelembagaan yang diperlukan agar mekanisme tersebut dapat bermanfaat dengan baik bagi manusia dan planet.
Diprakarsai Brasil dan dirancang bersama negara-negara tropis serta lima negara sponsor dengan dukungan masyarakat sipil, masyarakat adat, dan sektor swasta, TFFF menjadi mekanisme pembiayaan inovatif yang memberikan insentif bagi negara-negara tropis dalam menjaga dan melestarikan hutan.
Negara-negara tropis itu adalah Indonesia, Malaysia, Kolombia, Republik Demokratik Kongo, dan Ghana, serta lima negara sponsor yaitu Prancis, Jerman, Norwegia, Uni Emirat Arab, dan Inggris.
Mekanisme tersebut akan memberikan insentif jangka panjang dan berkesinambungan bagi negara-negara yang memiliki hutan tropis, memastikan sumber daya yang signifikan menjangkau mereka yang melindungi dan memulihkan hutan di lapangan, terutama masyarakat adat dan komunitas lokal.
Baca juga: Menteri LH: RI punya potensi besar perdagangan karbon sektor kehutanan
Baca juga: Kemenhut usung skenario "net zero" deforestasi demi capai target iklim
Baca juga: RI buka pintu kerja sama pendanaan luar negeri demi rehabilitasi hutan
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.