Madrid (ANTARA) - Rombongan Global Sumud Flotilla yang berlayar bersama para aktivis dan bantuan kemanusiaan untuk Gaza akhirnya berlayar dari Barcelona pada Senin malam waktu setempat (1/9) setelah tertunda sehari akibat cuaca buruk.
"Sekarang, cuacanya sudah membaik, rombongan kapal pertama telah berlayar, membawa tak hanya para awaknya tapi juga semangat mereka yang berdiri di dek kapal dan semua yang bangkit di seluruh dunia," menurut Global Sumud Flotilla dalam akun Instagramnya.
"Akan ada lebih banyak kapal yang ikut serta dalam beberapa hari ke depan dari seantero wilayah Mediterania. Pesan dari Barcelona jelas: Dunia sudah muak, dan Palestina tak sendirian," kata organisasi tersebut.
Sejumlah 200 aktivis, politisi, dan seniman dari 44 negara sempat berlayar dari Barcelona pada Minggu (31/8) setelah demonstrasi besar untuk mendukung gerakan tersebut.
Di antara tokoh-tokoh yang ikut serta yaitu aktivis iklim Swedia Greta Thunberg, aktor Irlandia Liam Cunningham, aktor Spanyol Eduardo Fernandez, dan mantan walikota Barcelona Ada Colau.
"Setiap kapal yang berlayar ke Gaza adalah seruan bagi martabat manusia. Misi ini bukanlah ancaman -- ini adalah aksi kemanusiaan melawan barbarisme," kata Fernandez.
"Bisu berarti terlibat. Bisu pun membunuh seperti bom," kata dia.
Pelaksana misi kemanusiaan tersebut menyatakan kapal-kapal lain akan bergabung dari Italia dan Tunisia, sehingga total pesertanya mencapai lebih dari 500 orang yang menumpangi 60 kapal.
Global Sumud Flotilla berharap dapat mencapai Gaza pada pertengahan September ini.
Sementara, Greta Thunberg menyatakan bahwa segala cara harus diupayakan untuk mengakhiri blokade di Jalur Gaza.
"Setiap hari, semakin banyak orang tersadar akan besarnya pembantaian dan genosida Israel," kata aktivis Swedia itu, Minggu.
"Yang menjadi berita hari ini sepatutnya bukanlah keberangkatan flotilla ini, melainkan dunia yang masih membisu dan para politisi yang mengkhianati dan menelantarkan bangsa Palestina," ucap dia.
Thunberg sudah berpartisipasi dalam misi flotilla sebelumnya tahun ini. Namun, pelayaran tersebut dihadang oleh tentara Zionis Israel, dan ia dideportasi bersama 11 awak kapal lainnya.
Blokade Israel terhadap Jalur Gaza sejak Maret lalu telah mengakibatkan memburuknya situasi kemanusiaan bagi 2,4 juta warga Jalur Gaza dan menimbulkan bencana kelaparan, merebaknya penyakit, dan runtuhnya sistem layanan umum.
Israel telah membunuh lebih dari 63.500 warga Palestina di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.
November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk pemimpin otoritas Zionis Israel Benjamin Netanyahu dan bekas pejabat pertahanannya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang yang dilakukannya di wilayah kantong tersebut.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Global Sumud Flotilla, dari Barcelona untuk terobos blokade Gaza
Baca juga: Aqsa Working Group berangkatkan empat relawan tembus blokade Gaza
Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.