Jakarta (ANTARA) - PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya; kode emiten: AGRO), bank digital bagian dari BRI Group, menyampaikan penyaluran kredit digital selama kuartal II-2025 mencapai Rp13,42 triliun, atau meningkat 64,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia menyatakan kredit digital menjadi motor utama pertumbuhan perseroan, dengan outstanding mencapai Rp2,62 triliun, atau melonjak 79,2 persen yoy.
“Kami memulai tahun ini dengan momentum yang kuat, mencetak optimisme kinerja kuartalan yang baik. Hal ini mencerminkan eksekusi yang disiplin dari strategi kami dan sinergi dengan ekosistem BRI Group,” kata dia, di Jakarta, Selasa.
Ia menuturkan Pinang Dana Talangan menjadi produk unggulan yang menyalurkan Rp11,36 triliun pembiayaan digital kepada sekitar 43 ribu agen BRILink dan Agen Gadai di seluruh Indonesia, atau tumbuh 57,5 persen yoy.
Sementara produk Pinang Flexi mencatatkan outstanding Rp1,01 triliun, atau melonjak 162,4 persen yoy, dan produk Pinang Maksima mencatatkan outstanding Rp723,87 miliar, atau tumbuh 137,3 persen yoy.
Ida mengatakan pertumbuhan kredit tersebut turut mendorong kenaikan total aset perseroan menjadi Rp13,34 triliun.
Terkait profitabilitas, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp32,93 miliar pada kuartal II-2025, melonjak 64,5 persen yoy. Peningkatan kinerja juga tercermin dari rasio Net Interest Margin (NIM) yang naik menjadi 4,91 persen dari sebelumnya 4,31 persen.
Dia menyatakan imbal hasil aset (Return of Asset/ROA) juga membaik menjadi 0,50 persen dari 0,32 persen pada periode yang sama tahun lalu, sedangkan imbal hasil ekuitas (Return on Equity/ROE) meningkat menjadi 2,04 persen dari 1,25 persen.
Dari sisi pendanaan, Ida menuturkan aplikasi Raya Apps telah digunakan lebih dari 1,05 juta nasabah hingga Juni 2025 dengan transaksi mencapai 2,1 juta kali, tumbuh 42,7 persen yoy.
Ia menyampaikan pertumbuhan tabungan digital (digital saving) juga meningkat signifikan mencapai Rp1,5 triliun atau meningkat 66,6 persen yoy, sehingga mendorong kenaikan dana murah (Current Account Saving Account/CASA) sebesar 7,6 persen yoy menjadi Rp2,5 triliun.
Perseroan mampu menjaga posisi likuiditas dan permodalan dengan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) di level 86,74 persen, Liquidity Coverage Ratio (LCR) 313,41 persen, Net Stable Funding Ratio (NSFR) 154,08 persen, serta Capital Adequacy Ratio (CAR) 43,99 persen, semuanya jauh di atas ketentuan minimum.
“Kami optimis pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dapat terus tercapai di sisa tahun 2025. Optimisme ini tentunya didukung oleh perkuatan inovasi produk digital, penerapan disiplin keuangan yang ketat untuk menjaga profitabilitas, sehingga menciptakan nilai tambah jangka panjang bagi pemegang saham,” ujar Ida Bagus Ketut Subagia.
Baca juga: Bank Raya cetak laba Rp32,93 miliar di semester I, tumbuh 64,5 persen
Baca juga: Bank Raya gandeng SRC salurkan pembiayaan usaha ke mitra
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.